Kamis, 22 September 2011

Berbagai Nikmat Allah Kepada Kaum Mukminin pada Perang Badar (1)

Peperangan yang disebut Al Qur`an sebagai hari Furqan ini berlangsung dengan tadbir (pengaturan) dari Allah. Karena kedua pasukan (Pasukan Muslimin dan pasukan musyrikin) bertemu pada waktu yang sama dan di tempat yang sama, yaitu di mata air Badar, tanpa kesepakatan sebelumnya. Allah berfirman “ Ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran) pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan” (QS Al Anfal ayat 42)

Kaum muslimin tidak keluar untuk berperang tetapi hanya mencegat kafilah, sedangkan jumlah awak kafilah juga sedikit yang bisa ditumpas dengan mudah. Seandainya mengetahui keberangkatan Quraisy beserta para tokohnya untuk berperang niscaya kaum Muslimin akan memperbanyak personel dan senjata dan tidak cukup dengan jumlah dan perlengkapan seadanya tersebut.

Sementara itu kaum Musyrikin keluar dengan sombong dan pamrih kepada manusia untuk berpesta daging sembelihan,meminum khamar,dan mendengarkan biduanita menyanyikan lagu-lagu hiburan, agar bangsa Arab mengetahui keberangkatan mereka sehingga mereka akan senantisa takut kepada Quraisy sepanjang zaman. Dengan kata lain,keberangkatan mereka ini merupakan unjuk kekuatan militer untuk kepentingan opini massa dan propaganda.

Singkatnya, kedua kelompok itu keluar bukan untuk berperang. Terjadinya peperangan pada perkembangan berikutnya adalah merupakan hal yang insidentil dan diatur oleh Allah sedemikian rupa. Allah memudahkan semua faktor penyebab dan pendorong terjadinya peperangan yang membuat mereka melakukan hal yang diinginkan oleh Allah. Allah SWT berfirman “ akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan” (QS Al Anfal ayat 42). Yakni agar kelompok Mukminin yang berjumlah dan berperalatan sedikit,yang lapar,miskin dan telanjang (Ketika memandang para sahabatnya, Rasulullah Muhammad SAW berdoa “Ya Allah, sesungguhnya mereka tak berkendaraan maka angkutlah mereka, mereka telanjang maka berilah mereka pakaian, mereka lapar maka kenyangkanlah mereka, dan mereka miskin maka cukupilah mereka dari karuniaMu) itu mengalahkan kelompok Musyrikin yang berjumlah dan berperalatan banyak, yang hidup bermegah-megahan, yang tenggelam dalam kemaksiatan, kenistaan dan kerusakan.Agar kaum Mukminin meraih kemenangan dan sekaligus mendapatkan rampasan perang dengan merebut kafilah dagang. Masing-masing kaum mukminin telah pulang kembali dari perang Badar dengan membawa seekor atau dua ekor unta untuk tiga atau empat orang.

Orang yang berakal sehat tidak akan meragukan bahwa hal tersebut termasuk nikmat Allah terbesar kepada Kaum Mukminin, bahkan bukan hanya nikmat ini saja yang dikaruniakan Allah kepada Kaum Mukminin tetapi masih banyak lagi nikmat-nikmat Allah yang lain,diantaranya :

1. Rasa kantuk dan tidur, Allah telah mengaruniakan rasa kantuk kepada pasukan mukminin sebelum pertempurn, sehingga mata mereka tertidur, fisik mereka beristirahat, dan jiwa mereka menjadi tenang. Ketika bangun seolah-olah mereka baru diciptakan dengan kejiwaan yang baru,mantap,tenang dan bersemangat menyala-nyala. Sedangkan musuh mereka telah menghabiskan waktu mereka sebelum peperangan dengan senantiasa berjaga, letih dan lesu, sehingga mereka menjadi tegang,lemas,labil,loyo fisik dan tidak tenang. Hal ini semua menyebabkan kemampuan berperang mereka menjadi lemah. Tentang nikmat rasa kantuk ini Allah berfirman mengingatkan karuniaNya kepada kaum mukminin “(Ingatlah) ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penentraman dariNya” (QS Al Anfal ayat 11)

2. Menurunkan Hujan, Pasukan mukminin tidak memiliki persediaan air padahal mereka sangat memerlukannya untuk berwudhu dan menunaikan shalat yang diwajibkan atas mereka. Kebutuhan mereka terhadap air semakin terasa ketika sebagian mereka bangun dalam keadaan junub dan tidak mendapatkan air untuk bersuci. Kemudian syaitan pun mulai membisikkan kepada sebagian mereka, bagaimana kamu akan shalat dalam keadaan junub tanpa mandi?

Tetapi Allah memuliakan para hambaNya yang beriman dan berjihad, dengan menghapuskan bisikan keraguan dari jiwa mereka lalu Allah menurunkan hujan kepada mereka sehingga mereka bisa wudhu,mandi,minum,dan memenuhi tempat-tempat air mereka. Allah berfirman mengingatkan kaum mukminin kepada karunia dan nikmat ini “Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu) (QS Al Anfal ayat 11).

Ada manfaat lain yang sangat penting dari penurunan hujan yang berkaitan dengan aspek militer, yaitu membuat gerak langkah pasukan semakin cepat untuk mengambil posisi yang strategis. Allah menurunkan hujan dalam ukuran sedang kepada kaum mukminin lalu membuat tanah semakin rekat dan gerak langkah mereka menjadi lebih mudah dan cepat, sehingga mereka bisa sampai ke Badar mendahului kaum musyrikin lalu memilih posisi yang cocok dan mengatur pertahanan di tempat tersebut.

Sedangkan hujan yang turun pada pihak Musyrikin sangat lebat lalu membuat tanah becek sehingga gerak langkah mereka menjadi lamban dan sulit. Hal ini menimbulkan pengaruh pada jiwa pasukan yang berperang. Karena pada saat ia kesulitn untuk bergerak ketempat yang di inginkan, ia melihat musuhnya bergerak dengan mudah dan cepat lalu memilih posisi yang diinginkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar