Kamis, 22 September 2011

Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an

Artikel ini adalah rangkaian ceramah ramadhan yang saya publish di blog. Setelah kemarin saya mempublish Ceramah Ramadhan Marhaban ya Ramadhan, Ceramah Ramadhan kali ini akan membahas tentang peringatan Nuzulul Qur’an, yang biasanya diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.
Ceramah Ramadhan

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah Allahumma Rabbil Alamin Assamu Alal asrapil umbiyail walmursalin sidina Muhammad walaa ailihi washabi ajmain ambaad.

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yangtelah memberikan nikmat kepada kita sekalian berupa kesehatan jasmani dan rohani. Sehingga pada malam ini kita masih bisa hadir di tempat ini guna melaksanakan peringatan Nuzul Quran.

Selanjutnya shalawat dan taslim atas junjungan Nabi besar Muhammad saw. yang mana beliau telah berhasil membawa misi agama Islam sampai kepenjuru pelosok dunia sehingga kita yang berada di belahan bumi ini kena pengaruh agama Islam, sehingga kita sekalian tahu mana ajaran yang diridhoi Allah dan mana yang murkainya, atau tepatnya, kita dapat membedakannya mana haq dn mana yang bathil. Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an

Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.

Pada kesempatan ini judul ceramah yang saya bawakan yaitu peringatan nuzul quran.

Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.

Seperti yang telah kita maklumi bahwa lailatul Qadr itu ada pada bulan ramadhan yaitu malam yang dimaksudkan dalam firman Allah yang artinya: “sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya kami-lah yang memberikan peringatan” (As Dukhaan:3)

Dan karena penyepinya Rasulullah saw. di gua Hira’ adalah pada bulan ramadhan, dan kejadian turunnya Jibril as adalah di dalam gua Hira’.

Jadi Nuzul Qur’an ada [pada bulan Ramadhan, pada hari senin, sebab semua ahli sejarah atau sebagian besar mereka sepakat bahwa diutusnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari senin. Hal ini sangat kuat karena Rasulullah saw ketika ditanya tentang puasa senin beliau menjawab: “Di dalamnya akau dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR. Muslim).

Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.

Peristiwa Nuzul Qur’an bukanlah diharapkan agar dijadikan sebagai hari raya oleh umat ini, yang dirayakan setiap tahun, karena hari raya oleh umat ini, yang dirayakan setiap tahun, karena Islam bukanlah agama perayaan sebagaiaman halnya agama-agama lain.

Islam tidak memerlukan polesan, tidak perlu dibungkusa dengan perayaan-perayaan yang membuat orang-orang tertarik kepadanya. Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an

Karena turunnya al-Qur’an bukan untuk diperingati setiap tahunnya, melainkan untuk memperingatkan kita setiap saat.

Memperingati peristiwa turunnya al-Qur’an bulanlah cara orang-orang shaleh yang muttaqin. Akan tetapi jejak ulama-ulama salaf adalah membaca al-Qur’an, membaca dan membaca lagi. Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”.

Apalagi di bulan Ramadhan, bulan al-Qur’an ini, Umar ra. berkata: “Saandainya kita bersih, tentu akan merasa kenyang dari kalam Allah. Sesuhhnya aku amat tidak suka menakala datang sebuah hari sementara aku tidak membaca al-Qur’an. Karena itu beliau tidak meninggal dunia sehingga mushafnya sobek karena seringnya dibaca.

Hadirin hadirat yang sama-sama dimuliakan oleh Allah swt.

Para tabi’in dan tabiittabi’in, karena begitu memahami arti dari Ramadhan, bulan al-Qur’an, dan begitu kuatnya daxlam mencintai al-Qur’an, maka bila bulan ramadhan tiba mereka mengkhususkan diri untuk membaca al-Qur’an seperti yang dilakukan oleh Imam Az-Zuhri dan Sufyan Ats-Tsauri. Sehingga dalam satu bulan khatam al-Qur’an berpuluh kali. Imam Qatadah umpamanya, di luar di luar Ramadhan khatm setiap tuju hari, di dalam Ramadhan khatam setiap tiga hari, dan di sepuluh hari terakhir khatam setiap hari, sementara Imam Syafi’I di luar Ramadhan setiap khatam du kali. Itu semua di luar shalat. Begitu ulama Ahlus Sunnah tidak pernah merayakan Nuzul Qur’an, namun setiap hari khatam al-Qur’an, ada yang sekali dan dapat yang dua kali. Sementara kita sebulan Ramadhan jika khatam sekali saja maka sudah puas dan gembira. Ceramah Ramadhan : Peringatan Nuzulul Qur’an

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar