Kamis, 22 September 2011

Intelejen Dalam Perang Badar (1)

Perang Badar merupakan “purnama” dalam sejarah kemanusiaan yang menerangi jalan para penempuh jalan. Perang Badar merupakan “purnama” yang bersinar di langit dan dirayakan oleh para malaikat. Perang Badar merupakan “purnama” di bumi dan di kalangan para penduduknya. Orang-orang yang ikut berperang benar-benar menjadi purnama yang cahayanya menerangi seluruh sisi kehidupan mereka. Perang Badar merupakan “purnama” dalam sejarah berbagai pembebasan militer. Bintang-bintangnya menerangi dengan berbagai pelajaran dan hikmah mereka. Perang Badar merupakan “purnama” dan garis pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Juga menjadi mahkota kebanggaan di atas kepala zaman dan kepala setiap pahlawan Islam yang ikut serta di dalamnya. Di dalam masyarakat Islam tidak ada seorang pun yang dapat mengungguli keutamaan para mujahidin Badar.

Perang Badar dinilai sangat signifikan dalam aspek sejarah, kemiliteran, politik dan pemikiran karena ia merupakan pertarungan bersenjata yang pertama kali terjadi antara pembela kebenaran dengan pembela kebatilan. Pertarungan ini dinilai sangat menentukan karena di dalam pertarungan inilah ditentukan nasib Kaum Mukminin dan kaum kafir. Salah satu pernyataan Rasulullah SAW tentang peperangan ini mengisyaratkan urgensi pertempuran ini seandainya kaum Musyrikin berhasil mengalahkan kaum Mukminin. Nabi Muhammad SAW mengungkapkan doa dan munajat kepada Allah, memohon kemenangan yang dijanjikanNya “Ya Allah, jika Engkau suka, Engkau tidak akan disembah setelah hari ini”

Bila kita membaca sirah Nabi SAW di dalam perang Badar dan semua peperangan yang pernah dilakukannya, pasti akan mengetahui betapa besar perhatian Nabi Muhammad SAW terhadap langkah intelejen untuk mendapatkan berbagai informasi tentang musuhnya dan perhitungan yang cermat terhadap semua gerak dan diam yang ditunjukkan oleh musuh. Oleh sebab itu Rasulullah SAW mengutus sejumlah pasukan kecil untuk menginvestigasi dan mengintai pasukan musuh. Biasanya sebelum keberangkatan pasukan, Nabi Muhammad SAW memberangkatkan satu pasukan kecil yang bertugas menjelajahi wilayah di depannya, sebagai langkah antisipasi terhadap serangan rahasia atau menghindari pengintaian dan pelacakan.

Dalam peperangan ini Rasulullah SAW menugaskan dua orang sahabat, Basbas bin Amir r.a dan Ady bin Abu Za`ba r.a untuk mencari informasi tentang Abu Sufyan hingga mendapatkan informasi tentang tempat keberadaannya. Keduanya mendengar informasi tersebut dari dua orang wanita dan dibenarkan oleh seorang tua bernama Majdi bin Amir. Setelah mendapatkan informasi itu keduanya lalu kembali kepada Rasulullah SAW melaporkan “Wahai Rasulullah, dia tinggal di mata air anu pada hari anu, dan kita tinggal di mata air anu pada hari anu, dia turun di mata air anu pada hari anu sedangkan kita turun di mata air anu, hingga kita bertemu dia di mata air tersebut”

Perhatikanlah bagaimana pasukan perintis dan investigasi ini menggunakan berbagai informasi yang diperolehnya untuk memperkirakan waktu dan tempat pertemuan dengan kafilah, apabila segala sesuatunya berjalan secara normal tanpa ada hal-hal yang insidental. Setelah turun di dekat mata air Badar, Nabi Muhammad SAW ingin mendapatkan berbagai informasi tentang Quraisy, kemudian Nabi SAW bersama Abu Bakar r.a turun menemui seorang tua yang mengetahui berbagai gerakan di wilayah tersebut. Nabi Muhammad SAW menanyakan kepadanya tentang berita Quraisy dan Muhammad beserta para sahabatnya. Kemudian orang tua itu memberitahukan tempat kedua belah pihak dengan sangat akurat.

Ketika Quraisy mengirimkan pasukannya untuk memerangi kaum Muslimin di Badar, Rasulullah SAW mengutus Ali bin Abi Thalib r.a, Zubair bin Awwam r.a, Sa`ad bin Abi Waqqash r.a dan Basbas bin Amir r.a untuk mencari berbagai berita kaum Musyrikin di mata air, sehingga mereka mendapati sejumlah petugas urusan persediaan air lalu mereka menangkap dan membawa dua orang diantaranya ke kamp kaum Muslimin untuk di interogasi. Rasulullah SAW sendiri yang menginterogasi kedua orang tersebut sehingga berhasil mendapatkan sejumlah informasi akurat tentang Qurisy baik menyangkut jumlah, peralatan ataupun para pemimpin mereka. Diantara interogasi tersebut adalah :

Nabi Muhammad SAW : Berapa jumlah mereka ?

Kedua orang Quraisy : Banyak

Nabi Muhammad SAW : Apa perlengkapan mereka ?

Kedua orang Quraisy : Kami tidak tahu

Nabi Muhammad SAW : Berapa ekor unta yang mereka sembelih setiap hari ?

Kedua orang Quraisy : Kadang sehari sembilan ekor dan kadang sepuluh

Nabi Muhammad SAW : Mereka antara Sembilan ratus dan seribu orang. Siapa saja para pemimpin Quraisy yang ikut ?

Kedua orang Quraisy : Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Abu Al Bukhturi bin Hisyam dan lima belas tokoh Quraisy lainnya

Kemudian Rasulullah SAW menghadap kepada para sahabatnya seraya berkata “Mekkah telah melemparkan jantung hatinya kepada kalian”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar