Kamis, 22 September 2011

Intelejen Dalam Perang Badar (2-End)

Sejarah mencatat bahwa pemimpin Quraisy Abu Sufyan bin Harb juga dikenal sangat waspada dan hati-hati. Ia mencari berbagai berita tentang kaum Muslimin dan menanyakan gerakan-gerakan mereka, bahkan ia sendiri ikut melacak informasi tentang kaum Muslimin. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Abu Sufyan datang dari Syam dengan terlebih dahulu sampai di mata air Badar. Dengan penuh waspada ia bertanya kepada orang-orang yang ada di tempat tersebut “Apakah kalian melihat seseorang ?”. mereka menjawab “Tidak, kecuali dua orang”. Abu Sufyan berkata “Tunjukkan aku kepada tempat tambatan kendaraan kedua orang tersebut”. Kemudian mereka memberitahukannya. Abu Sufyan lalu mengambil tahi binatang dan menghancurkannya sampai dia menemukan biji-bijian. Abu Sufyan berkata “Demi Allah, ini adalah pakan hewan dari Yatsrib”.

Abu Sufyan berhasil mengetahui gerakan-gerakan musuhnya sampai berita tentang ekspedisi investigasi, melalui pakan binatang tunggangannya dan setelah mengamati tahi unta yang ditinggalkannya. Akhirnya ia mengetahui bahwa kedua orang tersebut berasal dari Madinah yakni Kaum Muslimin dan dengan demikian kafilah dagangannya dalam bahaya.

Dari paparan diatas dapat diambil pelajaran bahwa seorang komandan hendaknya menyembunyikan segala sesuatu yang mungkin bisa dijadikan oleh pihak musuh sebagai bahan untuk menyimpulkan informasi. Sesuatu tersebut bisa jadi sangat tidak berharga tetapi hendaknya tidak disepelekan. Di zaman modern musuh bisa mengetahui banyak hal tentang musuhnya apabila diketahui jumlah makanan sehari-hari yang dikonsumsinya. Juga bisa mengambil kesimpulan jika telah diketahui jumlah bahan bakar yang dihabiskan oleh semua kendaraan musuh, sehingga bisa diperkirakan berapa jumlahnya dan apa jenisnya.

Kadang-kadang pasukan menyembunyikan berapa jumlah korban yang dialaminya tetapi ia lupa akan satu sisi yang bisa menjadi indikasinya, misalnya ucapan bela sungkawa di berbagai media massa, sehingga pihak lawan dapat menyimpulkan berapa kerugian yang dialaminya melalui ucapan bela sungkawa tersebut. Dalam hal ini Abu Sufyan benar-benar seorang pemimpin yang patut diingat dengan peristiwa dan kehati-hatiannya. Demikian pula kaum Muslimin patut mengambil pelajaran dari kasus ini.

Setelah menyadari bahwa Rasulullah SAW dan para sahabatnya tengah memburu kafilah dan bisa saja mereka menguasainya dalam sesaat, Abu Sufyan segera mengambil dua langkah strategi.
Pertama, memilih Dhamdham bin Amir Al Ghifari sebagai utusan kepada Quraisy untuk meminta bala bantuan bagi penyelamatan kafilah mereka yang tengah dicegat oleh Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Kedua, mengubah jalur perjalanan kafilah yang berkemungkinan telah dicegat oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya menuju kearah pantai laut merah dan berjalan menyelamatkan kafilah melalui jalur Saiful Bahr hingga sampai ke Mekkah.

Dari langkah strategi pertama yang dilakukan Abu Sufyan dapat diambil sebuah pelajaran yang sangat penting, yaitu memilih seseorang yang sesuai untuk tugas yang sesuai. Manusia memiliki sejumlah potensi dan kemampuan yang beraneka ragam, ilmiah, manajemen, kepemimpinan, sosial, peperangan dan lain sebagainya. Seorang pemimpin yang sukses adalah orang yang mengetahui berbagai potensi dan kemampuan prajuritnya kemudian menata dan memfungsikan masing-masing pada posisi yang sesuai dan produktif, yang akan bermanfaat bagi kemaslahatan umum.

Abu Sufyan telah berhasil memilih Dhamdham bin Amir Al Ghifari untuk meminta bala bantuan Quraisy dan menggerakkannya dengan cepat demi melindungi keselamatan kafilah dagang. Lalu Dhamdham bin Amir Al Ghifari melakukan aksi yang menarik perhatian seisi kota Mekkah. Setiap orang yang melihat atau mendengarnya pasti akan terpesona. Ia datang kepada mereka dengan menggeser pelana untanya, memotong hidung untanya, merobek bajunya dari arah depan dan belakang dan masuk Kota Mekkah seraya berteriak lantang “Wahai Kaum Quraisy! Kafilah! Kafilah! Harta kalian yang dibawa Abu Sufyan terancam Muhammad dan para sahabatnya. Aku tidak melihat kecuali kalian harus segera menyusulnya. Selamatkan! Selamatkan!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar