Sabtu, 24 September 2011

“Kekasaran Apa ini, Wahai Bilal ?”

Tatkala Rasulullah Muhammad SAW wafat, Bilal r.a mengumandangkan adzan dan pada saat itu belum dikuburkan. Dan saat Bilal r.a menggemakan lafaz “Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah”, orang-orang menangis dengan keras di dalam masjid. Tatkala Rasulullah SAW sudah dikebumikan maka Abu Bakar Ash Shiddiq r.a berkata kepada Bilal “Kumandangkanlah Adzan Wahai Bilal”, lalu Bilal menjawab “Jika anda dahulu memerdekakanku dengan tujuan agar aku terus bersama anda maka aku mesti memenuhi permintaanmu itu. Tetapi jika anda dulu memerdekakanku karena Allah maka biarkanlah aku pergi bersama siapa saja yang sudah anda merdekakan karena Allah. Kemudian Abu Bakar r.a menjawab “Aku tidak memerdekakanmu dahulu kecuali karena Allah semata”. Lalu Bilal r.a menegaskan “Aku tak hendak mengumandangkan adzan untuk seorang pun sepeninggal Rasulullah”. Abu Bakar berkata longgar “Terserah kepadamu”.

Bilal r.a beranjak pergi ikut bersama rombongan yang menuju Syam dan pergi bergerak meninggalkan Kota Madinah. Bilal r.a pergi bersama rombongan itu hingga tiba di tempat tujuan. Bilal tinggal di Syam selama beberapa tahun. Suatu ketika ia bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda “Kekasaran apa ini, wahai Bilal? belumkah datang waktunya kamu berziarah mengunjungi kami?”. Bilal r.a segera terbangun dan menangis. Dengan bergegas ia berangkat mengendarai hewan tunggangannya menuju Madinah. Ia berziarah ke kuburan Nabi SAW dan menangis disana.

Hasan r.a dan Husain r.a datang, Bilal menciumi kedua cucu Rasulullah SAW itu dan memeluk mereka. Mereka berdua berkata “Kami ingin kami yang mengumandangkan adzan di waktu subuh nanti, di atas atap masjid”. Ketika waktu subuh telah tiba maka Bilal bersiap mengumandangkan adzan. Saat ia meneriakkan “Allahu Akbar” Madinah bergetar hebat. Tatkala ia mengumandangkan “Asyhadu an La ilaha illallah”, gemuruh dan getarannya semakin hebat. Saat Bilal meneriakkan “Asyhadu Anna Muhammadarrasulullah”, para wanita keluar dari kelambu pingitannya. Tak pernah terjadi suatu hari yang lebih banyak lelaki dan perempuan menangis daripada hari itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar