Sabtu, 24 September 2011

Keteguhan Iman Ammar bin Yasir r.a


Para sahabat Nabi juga seperti manusia pada umumnya yang terkadang diantara sesama mereka timbul perselisihan pendapat tapi hal itu semata mata untuk mencari kebenaran dan kemaslahatan bukan untuk mementingkan ego masing masing. Mereka adalah generasi pilihan yang telah ditempa oleh Rasulullah SAW sehingga jauh dilubuk hati mereka tertanam sifat ukhuwah yang telah mengakar kuat dan Rasulullah sendiri yang menjadi saksi atas sikap dan perilaku sahabat sahabatnya.

Hari itu terjadi perselisihan antara Khalid bin Walid r.a dan Ammar bin Yasir r.a sehingga para sahabat ramai membicarakan dan bingung dengan hal tersebut. Maka Rasulullah SAW datang dan menengahi masalah tersebut dan bersabda “Siapa yang memusuhi Ammar, maka ia akan dimusuhi Allah, dan siapa yang membenci Ammar, maka ia akan dibenci Allah! ” dan tidak ada pilihan lagi bagi Khalid bin Walid Sang Pedang Allah itu selain segera mendatangi Ammar untuk mengakui kekhilafannya dan meminta maaf . lalu siapakah Ammar bin Yasir itu ?

Dimulai dari hijrahnya seseorang bernama Yasir bin Amir dari negeri Yaman ke Mekkah untuk mencari saudaranya. Lama kelamaan kerasan juga Yasir tinggal di Mekkah dan akhirnya bertemu denga wanita budak bernama Sumayyah dan mengikat janji untuk menikah. Dari pernikahan yang barokah ini melahirkan salah satu putra terbaik yang gigih mempertahankan keislamannya yaitu Ammar bin Yasir r.a. keluarga Yasir termasuk orang yang awal awal dalam memeluk islam. Dan sebagai mana kita tahu bahwa pihak yang lemah bila memeluk islam maka akan memperoleh siksaan dan perlakuan yang tidak manusiawi. Demikian juga halnya dengan keluarga Yasir bin Amir r.a mereka memperoleh siksaan dari pemuka pemuka Quraisy dengan cara yang amat biadab.

Setiap hari Yasir, Sumayyah dan Ammar dibawa ke padang pasir Mekah yang demikian panas, lalu didera dengan berbagai adzab dan siksa. Amar mengalami penyiksaan dengan cara dicambuk hingga habis segala daya upaya para tukang cambuk untuk membujuk agar Ammar meninggalkan keyakinannya yang teguh kepada islam. Pernah juga ia dihukum bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan sampai ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh dengan luka.

Pada suatu hari Rasulullah SAW menemui mereka dan menghibur mereka dengan janji syurga.

Kemudian Ammar berkata “Wahai Rasulullah, adzab yang kami derita telah sampai ke puncak”.

Rasulullah saw menjawab
“Sabarlah, wahai Ammar .Sabarlah, wahai keluarga Yasir “
“Tempat yang dijanjikan bagi kalian ialah Surga ”

Ammar bin Maimun pernah menceritakan siksaan yang dialami oleh Ammar bin Yasir r.a beliau berkata “Orang orang musyrik telah membakar Ammar bin Yasir dengan api. Sesaat kemudian Rasulullah saw. datang ke tempat itu dan memegang kepala Ammar dengan tangan beliau yang mulia dan bersabda “ Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di tubuh Ammar, sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim”

Ammar menghadapi cobaan dan siksaan itu dengan ketabahan luar biasa, hingga para penyiksanya merasa lelah dan menjadi lemah, dan kalah dalam menghadapi kokohnya keimanan yang ada di diri Ammar. Setelah Rasulullah saw hijrah ke Medinah, Kaum Muslimin tinggal bersama beliau bermukim di sana, dan terbentuklah masyarakat kaum muslimin yang diidam idamkan. Di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini Ammar pun mendapatkan kedudukan yang tinggi dan Rasulullah saw amat sayang kepadanya, dan beliau sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan Ammar kepada para shahabat. Bersabda Rasulullah saw “Pada diri Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya”

Sewaktu Rasulullah SAW dan dan para sahabatnya sedang membangun masjid An Nabawi terdengar dari lisan Imam Ali bait bait syair yang indah dan terus berulang ulang dilantunkan “Orang yang memakmurkan mesjid nilainya tidak sama. Sibuk bekerja sambil duduk di sini berdiri di sana. Sedang pemalas lari menghindar tertidur di sana”

Saat itu Ammar sedang bekerja di salah satu sisi bangunan. Ia juga ikut melantunkan bait bait syairnya hingga orang orang disekelilingnya melihatnya. Salah seorang menyangka bahwa Ammar bermaksud dengan nyanyian itu hendak berbuat riya, hingga di antara mereka terjadi pertengkaran dan keluar kata-kata yang menunjukkan kemarahan. Maka Rasulullah mengingatkan para sahabatnya dan bersabda “Apa maksud mereka terhadap Ammar ? Diserunya mereka ke Surga, tapi mereka hendak mengajaknya ke neraka. Sungguh Ammar adalah biji mataku sendiri”.

Rasulullah SAW sangat mencintai Ammar bin Yasir r.a sehingga dalam banyak kesempatan sering beliau membelanya. Sudah tentu dalam hal kebaikan. Ammar bin Yasir seorang yang teguh dengan keislamannya dan senantiasa kokoh dengan keyakinannya. Pengorbanannya dalam mempertahankan iman senantiasa menjadi teladan bagi generasi generasi kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar