Kamis, 22 September 2011

Nasib Vs Takdir

Tak akan berubah nasib suatu kaum sebelum ia berusaha untuk mengubah nasibnya sendiri. Ini adalah gambaran jelas tentang perlunya usaha kita dalam setiap aktivitas. Tak ada yang dapat terjadi hanya dengan menengadahkan tangan tanpa usaha. Pernah juga dalam sebuah acara TV untuk anak-anak kecil diungkapkan, sebelum memulai sesuatu berdoalah, kemudian berusaha, setelah itu bertawakkallah.

Tiga hal di atas adalah gambaran paling gampang tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi. Saya berpandangan bahwa Tuhan mempunyai ketetapan dan kita mempunyai rencana. Jika suatu saat kita berusaha dan usaha kita memberikan sebuah hasil, maka itu berarti bahwa rencana kita sesuai dengan ketetapan Tuhan. Tapi ketika usaha kita tidak membuahkan hasil, maka hanya keputusan Tuhan-lah yang terjadi dalam hal ini.

Hanya saja memang kadang kita merasa “kurang terimo” terhadap berbagai keputusan Tuhan hingga akhirnya mencap ini sebagai sebuah ketidakadilan. Sekali-kali jangan berprasangka seperti itu. Ini bukan ketidakadilan, inilah keadilan, tapi mungkin hati kita yang tidak siap menerima keputusan dengan lapang dan ikhlas.

Kita sekali-kali tidak pernah mampu melakukan sesuatu tanpa bantuan dari Tuhan, seperti yang pernah dikatakannya dalam sebuah ayat yang intinya menyatakan bahwa : Jika seseorang melempar batu, maka sebenarnya bukan dia yang melempar, tapi …


Dari ayat ini, ada faktor X yang mesti kita sadari. Ada banyak kejadian dalam hidup yang sebenarnya sudah dikontrol oleh pengatur Yang Maha Kuat, Yang Tak Tidur.

Bagaimana menyadari bahwa ketetapan Tuhan adalah yang terbaik bagi kita? Menarik! Pernahkah kita berfikir bahwa kita selalu tak pernah punya pilihan yang lebih baik dari yang sudah dipilihkan oleh Tuhan? Hidup ini seperti sejarah sebuah sepeda motor. Setiap sepeda motor mempunyai aturan dalam pemakaian sehingga tidak terjadi kerusakan. Agar pemakai dapat menghindari kerusakan, diberikan sebuah buku panduan bagaimana mengendarai sepeda motor menurut aturannya. Ketika terjadi kerusakan, maka yang dapat memperbaikinya adalah montir, bengkel, pemilik ataupun pembuat sepeda motor tadi. Sama juga dengan hidup. Kita diciptakan oleh sesuatu, itulah Allah. Dalam hal ini dia bertindak sebagai pembuat sekaligus montir. Bukankah Dia sudah menciptakan kita? Bukankah Dia juga sudah memberikan Buku Panduan berupa Kitab Suci yang sudah dibawah oleh Muhammad buat kita? Bukankah dia juga mengetahui apa yang akan terjadi pada kita?

Naah, jika kita merasa bahwa keputusan yang terjadi tidaklah sesuai dengan harapan, kenapa tidak laporkan saja kepada-Nya? Laporkan pada pembuat hidup, pada pencipta keputusan, pada pengatur kebijakan.

Ya Allah, berikanlah kami kekuatan dalam menerima segala keputusan-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar