Sabtu, 24 September 2011

Pemuda Madinah yang Pemberani

Amr bin Jamuh sewaktu belum memeluk agama Islam pernah dibuat pusing tujuh keliling saat berhala kesayangannya yang bernama Manaf tidak berada ditempatnya. Ia pun menggeledah semua pojok rumah dan membongkar perabotan rumahnya untuk menemukan berhala pujaannya. Hingga akhirnya dibelakang rumah ditemukan berhala manaf ditempat selokan berlumpur dan bau tempat berkumpulnya kotoran dan keluarganya buang hajat. Terang saja dia kaget dan marah bukan main. Sumpah serapah segera keluar dari mulutnya. Dan berhala manaf itupun ia cuci hingga bersih dan diolesi minyak wangi dan ditaruh ditempatnya semula.

Keesokan harinya ketika hendak menghaturkan sesaji pada berhala si manaf Amr bin Jamuh dibuat kebingungan lagi, kembali ia pergi ke belakang dan mendapati si manaf sudah tercebur diselokan penuh kotoran dan berbau. Dan berhala manaf itupun ia cuci hingga bersih dan diolesi minyak wangi dan ditaruh ditempatnya semula. Hal ini terus kejadian tiap hari hingga Amr bin Jamuh merasa kecewa berat dengan sesembahannya, kenapa ia tidak bisa membela diri saat diperlakukan hina seperti itu. Merasa jengkel kemudian Amr bin Jamuh mengambil pedang dan menggantungkan dileher si manaf untuk digunakan sebagai senjata bila ada orang yang akan mengganggunya. Tapi memang nasib sial bagi si manaf, keesokan harinya ia malah diikatkan pada seonggok bangkai binatang dan pedang itu tergeletak begitu saja seperti tanpa perlawanan.

Pada saat itulah tiba-tiba datanglah ke tempatnya itu beberapa orang sahabat Amr bin Jamuh yang telah masuk Islam. Sambil menunjuk kepada berhala yang tergeletak tidak berdaya dan terikat pada bangkai mereka mengajak pikiran dan hati nurani Amr bin Jamuh untuk berdialog serta membeberkan kepadanya tentang Tuhan yang sesungguhnya, Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi, yang tidak satupun yang menyamai-Nya. Begitupun tentang Muhammad shallallahu alaihi wasalam orang yang jujur dan terpercaya, yang muncul di arena kehidupan ini untuk memberi bukan untuk menerima, untuk memberi petunjuk dan bukan untuk menyesatkan. Dan mengenai Agama islam yang datang untuk membebaskan manusia dari belenggu segala macam belenggu dan menghidupkan pada mereka cahaya hidayah serta menerangi dalam hati mereka dengan petunjuk-Nya.

Amr bin Jamuh kini telah menemukan diri dan harapannya ,beberapa saat kemudian ia pergi, dibersihkahnya pakaian dan badannya dan memakai minyak wangi dan merapikan diri, kemudian ia pergi untuk bai’at kepada Rasulullah SAW, dan menempati kedudukannya di barisan orang-orang- beriman.

Selidik punya selidik ternyata yang membuang berhala si manaf adalah anaknya sendiri yaitu Mu’adz bin Amr , dan ia telah merencanakan bersama temannya yaitu Mu’adz bin Jabal r.a. kedua pemuda ini telah lebih masuk islam lebih dulu. Ia termasuk dalam rombongan pneduduk madinah yang berjumlah tujuh puluh orang yang berbaiat kepada Rasulullah SAW pada Baiatul Aqobah. Mereka berdua telah sepakat setelah memeluk islam akan menyebarkannya ke penduduk madinah yang lain. Mereka makin bersemangat ketika Rasulullah SAW mengutus Mushab bin Umair r.a sebagai duta dan juru dakwah di kota Madinah Al munawarah. Dalam berdakwah memang akan terasa lebih semangat bila dilakukan dengan berjamaah apalagi yang menjalankannya adalah pemuda pemuda cerdas seperti mereka. Kelak Muaz bin Jabal r.a akan menjadi seorang alim dalam permasalahan agama. Bahkan ia dikenal sebagi orang yang paling ahli dalam memandang hukum halal dan haram. Ini adalah karunia Allah yang sangat luar biasa bagi kota madinah. Beruntunglah kota Madinah memiliki pemuda pemuda yang sholeh, alim dan tidah lelah dalam berdakwah menegakkan kalimatillah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar