Sabtu, 24 September 2011

Rasa Cinta Asma` binti Abu Bakar r.a kepada Suaminya

Bisa jadi disebabkan oleh pengaruh teman atau kerabatnya, seorang istri bisa saja tiba-tiba merengek-rengek minta dicarikan pembantu, padahal belumlah terlalu diperlukan. Dan suami menolaknya karena alasan-alasan yang syar`i, misalnya tidak ada mahram bagi pembantu wanita sehingga mengharuskannya menutup aurat dan berhijab terhadap suami dan laki-laki lain, karena ada sebagian pembantu tidak mematuhi keharusan-keharusan itu. Untuk menghindari segala kemungkinan yang tidak-tidak karena keberadaan pembantu wanita akhirnya suami menolak. Atau karena ada alasan-alasan sosial dan keamanan yang sering menimbulkan masalah.
Atau suami benar-benar memenuhi permintaan istrinya dengan mendatangkan pembantu, namun keberadaannya kemudian malah tidak membuat rumah tangganya harmonis. Untuk menghindari semua itu, alangkah baiknya jika seorang istri harus membeli sendiri segala keperluannya, rumah tangganya dan suaminya. Justru di situlah letak kebahagiaannya sebagai seorang istri.

Mari kita lihat kehidupan rumah tangga Asma` binti Abu Bakar r.a yang sangat bahagia ketika melayani suaminya, Zubair r.a. Ia berkata “Aku menangani seluruh urusan rumah tangga Zubair. Dia punya kuda, aku yang merawatnya, yang mencarikan rumput untuk makannya dan yang memeliharanya”. Dia juga bercerita bahwa dia sendirilah yang menimba air, menambal ember, membuat adonan roti dan memanggul biji-bijian dari ladang suaminya dengan harus berjalan sejauh dua pertiga farsakh atau tiga kilo meter. Dan ini ia lakukan setiap hari. Semua itu semata-mata demi cintanya kepada suami. Seperti inilah yang seharusnya dicontoh oleh semua istri dalam mengurus rumah dan barang-barangnya.

Kita tidak mengelak bahwa keberadaan pembantu sangat membantu, jika hidupnya berkecukupan dan anak mereka membutuhkan perhatian yang serius. Tapi bagaimana pun suami maupun istri harus sama-sama komitmen terhadap ketentuan-ketentuan syar`i dalam memperkerjakan seorang perempuan. Karena kalau tidak maka pembantulah yang menjadi penguasa di rumah dan istri hanya bermalas-malasan, diam dan tidak mengerjakan apa-apa. Semua tanggung jawab istri di rumah dilimpahkan kepada pembantu mulai dari membersihkan rumah, memasak, mencuci, bahkan mendidik dan mengawasi anak-anak.

Tentu ini yang tidak kita inginkan dari istri yang shalehah, yang rela menyerahkan setiap urusannya yang penting kepada orang lain. Seorang istri juga harus menjaga kebersihan dan tidak enggan untuk berhias biar enak dipandang suami. Begitu juga sebaliknya, suami juga harus melakukan hal yang sama karena istri juga punya hak yang sama atas penampilan yang bersih dan enak dari sang suami. Beberapa pakar sosiologi di sebuah universitas di Amerika melakukan jajak pendapat kepada sebagian besar suami untuk mengetahui faktor terbesar yang membuat suami menjauhi istrinya. Yang hasilnya ada 10 poin penting yang berkaitan dengan kebersihan dan masalah-masalah berhias :

1. Bau badan yang tidak sedap dikarenakan kurang memperhatikan kebersihan gigi
2. Bau mulut yang disebabkan terlalu banyak makan bawang
3. Pakaian yang lusuh juga termasuk pakaian dalam.
4. Berlebihan dalam menggunakan perhiasan wajah.
5. Kurang memperhatikan kebersihan rambut dan kuku yang selalu kotor
6. Tidak teratur mengganti pakaian dalam.
7. Jarang membersihkan bagian yang vital.
8. Jarang mandi sehingga bau keringatnya menjadi sangat tidak sedap.
9. Jarang menggosok gigi sehingga sisa makanan menjadi karang gigi.
10. Jarang mencukur bulu ketiak dan bulu kemaluan.

Sering pula di masa-masa haid istri memilih tampil lusuh, kotor dan kurang menarik dengan tujuan agar suami menjauhinya. Istri harus membiasakan diri tampil menarik dan cantik di depan suaminya, dan harus menampilkan kebersihan diri dan rumahnya. Jangan lupa bahwa ia adalah wanita, makhluk yang diciptakan untuk berhias, tampil menarik dan bersih, menjadi insinyur yang handal dalam mengatur rumah dan harus memiliki naluri terhadap kebersihan dan keindahan. Namun tidak boleh seorang istri berhias dengan sesuatu yang haram. Begitu juga dengan sang suami, hendaklah ia juga memberikan yang terbaik kepada istrinya berupa kasih sayang, perhatian dan penampilan yang bersih dan wangi untuk istri tercintanya. Wallahu`alam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar