Kamis, 22 September 2011

Rencana jahat berganti hidayah

Kegilaan kaum kafir akibat kekalahan pada peperangan Badar semakin menjadi jadi tatkala kaum Muslimin berhasil membunuh 70 tokoh mereka, menawan 70 orang dan sejumlah besar harta mereka sebagai rampasan. Aib kekalahan ini senantiasa menghantui mereka. Perasaan pahit, sakit dan putus asa berkecamuk di dalam hati mereka.Karena itu mereka berfikir untuk membalas dendam kepada Rasulullah SAW secara curang dan terselubung setelah mereka gagal menghadapi secara face to face.

Perang Badar dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin. Rasa syukur pun selalu mereka panjatkan ke hadirat Allah SWT. Sebaliknya, kekalahan yang diterima kaum musyrikin Quraisy benar-benar membuat mereka makin geram.

Umair bin Wahab dan Shafwan bin Umayyah mengungkapkan kekesalan mereka atas kemenangan umat Islam. Umair berkata kepada Shafwan, “Ah, seandainya aku tidak sedang dililit utang dan keluargaku bisa kutinggalkan saat kesulitan sekarang, aku akan mencari Muhammad dan membunuhnya!”

Mendengar perkataan Umair tersebut, Shafwan menyambut ide Umair dan berkata, “Baiklah, jika kau berhasil membunuh Muhammad dan menyiksanya dengan keji, aku berjanji akan memberimu 100 ekor unta. Dengannya kamu bisa melunasi semua utang keluargamu, begitu pula keluargamu akan aku jadikan bagian dari keluargaku!”

Tawaran yang menggiurkan. Tanpa pikir panjang, Umair langsung menerima tawaran Shafwan dengan senang hati.

“Kalau begitu rahasiakanlah kesepakan kita ini!” kata Umair.

Umair pun segera berangkat ke Medinah dengan membawa pedang yang telah diasah dan dilumuri dengan racun untuk melaksanakan rencana kejinya tersebut. Akan tetapi, di tengah perjalanan ia bertemu Umar bin Khaththab. Rasa takut menyergap Umair, apalagi ketika Umar menggiringnya untuk menghadap Rasulullah saw.

Umar berkata dengan keras kepada Umair atas maksud kedatangannya ke Medinah. Beliau bertanya, “Anjing ini adalah musuh Allah.Dia tidak datang kecuali untuk kejahatan.Dialah yang memprovokasi kita di Badar. Apa maksud kedatanganmu ke sini?”

Umair tidak mungkin menjawab dengan jujur niatnya untuk membunuh pemimpin umat Islam itu sendiri. Ia berkilah, “Sungguh kedatanganku ke sini untuk menebus putraku yang telah kalian tawan.”

Rasulullah saw sebenarnya sudah mengetahui bahwa Umair berbohong. Beliau mendapat petunjuk dari Allah SWT. Berkali-kali beliau bertanya kepada Umair, berkali-kali pula ia terus berbohong.

Akhirnya, Rasulullah saw mengakhiri kebohongan Umair dengan berkata, “Aku tahu engkau telah bersekongkol dengan Shafwan untuk membunuhku. Dengan melakukannya, Shafwan akan memberikanmu 100 ekor unta untuk melunasi seluruh utang keluargamu dan menjadikan keluargamu bagian dari keluarganya!”

Umair tersentak kaget mengetahui Rasulullah saw bisa membongkar niat busuknya. Dia sangat heran, “Benar-benar tidak habis pikir, bagaimana Rasulullah bisa mengetahui rencana busukku, padahal tidak ada orang lain yang mendengarkan, hanya aku dan Shafwan. Lagi pula percakapan itu terjadi di Mekah, jauh dari Medinah tempat Rasulullah saw berada?”

Kebenaran berita yang disampaikan Rasulullah saw membuat Umair yakin bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah. Ia pun mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai ketundukannya pada Islam. Rasulullah saw menyambutnya dengan baik.

Umair berkata,”Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Utusan Allah. Wahai Rasulullah izinkanlah aku untuk mengajak penduduk Mekkah masuk Islam”. Akhirnya dia mendatangi penduduk Mekkah dan mengajak mereka masuk Islam hingga banyak orang yang masuk Islam melalui dakwahnya, padahal dulu dia dikenal sebagai orang yang suka menyakiti lawannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar