Sabtu, 24 September 2011

Bekas Budak menjadi Amir Kota Kuffah

Kelak salah satu kupingnya yang terpotong akan menjadi saksi di yaumil hisab betapa dirinya telah ikhlas ikut berjuang memerangi kaum murtad. Kuping sahabat yang satu ini terpotong waktu berjihad melawan pasukan murtad pimpinan Musailamah Al Kadzab di peperangan Yamamah. Dipeperangan itu ia selalu tampil terdepan dan mengobarkan semangat pasukan , pidatonya yang membuat semangat jihad kaum muslimin terus berkobar seperti “Hai Kaum Muslimin, apakah kalian akan lari dari Surga ? kemarilah bersama saya Ammar bin Yasir, kemarilah untuk menumpas pasukan murtad.!” .

Dialah Amar bin Yasir, anak seorang budak yang menempati posisi tinggi diantara sederet sahabat sahabat yang lain. Waktu ia berpidato dipeperangan Yamamah tersebut tampak sebelah kupingnya telah hilang karena terpotong oleh pedang musuh. Tapi itu tidak membuat sahabat sekelas Ammar bin Yasir r.a merengek kesakitan. Bahkan pedangnya terus diayunkan dan membuat pasukan kaum murtad dibuat kewalahn. Pasukan murtad pimpinan Musailamah bukanlah pasukan kemarin sore yang mudah dikalahkan. Mereke adalah orang orang yang telah terbiasa dengan peperangan sengit. Inilah yang menjadikan perang ini begitu melelahkan. Dan Amar menyadari hal itu , karenanya ia senantiasa menyeru kawan kawannya untuk tetap melanjutkan pertempuran karena ia menyadari bagaimana bahayanya bila Musailamah tidak ditumpas dengan sesegera mungkin. Akan timbul fitnah yang makin besar dikalangan kaum muslimin. Dan akhirnya pasukan muslimin berhasil mematahkan perlawanan pasukan musuh. Dan Musailamah sendiri berhasil dibunuh oleh pasukan muslimin.

Pengorbanan yang sungguh sungguh demi tegaknya Islam ini telah menjadikan ia selalu menjadi pilihan untuk tugas tugas penting seperti mendapat amanah sebagai Amir dinegeri Kufah. Bersama dengan sahabat Abdullah Ibnu Mas’ud ia berangkat ke Kufah atas perintah Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a. mereka berdua menuju Kufah dengan membawa secarik kertas untuk dibacakan kepada penduduk Kufah yang berbunyi “Saya telah mengirim kepada kalian penduduk Kufah Ammar bin Yasir sebagai Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Menteri, mereka berdua adalah orang orang pilihan dari sahabat Rasulullah dan termasuk ahlul Badar.”

Segera setelah sehari memegang amanah sebagai Amir, ia langsung melakukan tindakan tindakan yang membuat orang orang yang tamak terhadap dunia menjadi kelimpungan. Tidakk ada celah sedikitpun yang ia biarkan untuk terjadinya korupsi dan perbuatan tercela lainnya dikalangan pegawai pemerintah. Bersama dengan Abdullah ibnu Mas’ud telah terbentuk pasangan duet yang menjadikan penduduk Kufah merasa aman, damai, tercipta rasa adil dan pemerintahan yang bersih. Meski kini ia sibuk dengan urusan pemerintahan tapi tidak mengurangi keshalehan dan sikap zuhud yang senantiasa menghiasi setiap langkah hidupnya. Amir kota Kufah ini sering berbelanja dipasar seorang diri dan mengangkat sayuran diatas punggungnya sendiri tanpa dibantu oleh pengawal atau orang suruhan.

Pernah suatu hari waktu ia berjalan dipasar, ada seorang awam yang memanggilnya dengan cara mengejek dengan kata kata “ Wahai orang yang telinganya terpotong”. Amar bin Yasir selaku amir dinegeri itu menjawab “ Sesungguhnya telinga yang kamu ejek ini adalah telinga terbaik yang aku punya”.

Ini adalah contoh dari perilaku agung yang dimiliki sahabat. Mereka bangga memiliki kekurangan tubuh/fisik bila cacat itu disebabkan oleh luka yang diperolah dalam rangka berjihad dijalan Allah. Adakah kita pernah terpikir untuk memahami apa yang menjadi kebanggaan mereka. Kelak apa yang akan kita setor dihadapan Mahkamah akhirat bila ditanya “apa yang telah kamu lakukan untuk memperjuangkan agama Allah ??”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar