Allah SWT mengibaratkan orang yang bersedekah seperti seseorang yang menanam sebutir benih yang tumbuh dan menumbuhkan tujuh tangkai. Dari tujuh tangkai ini akan menumbuhkan lagi bertangkai tangkai dahan yang menghasilkan buah yang dapat menghasilkan manfaat yang jauh lebih banyak dari benih itu sendiri. Minimal Allah akan membalas sepuluh kali lipat dari apa yang kita belanjakan dijalan Allah. Ini adalah kemurahan dari Allah bagi orang orang yang meyakini akan kebenaran firmanNya. Sedekah merupakan amal pemancing rahmat Allah. Di tiap pagi setelah fajar menyingsing seorang malaikat berseru “Semoga Allah memberi rahmat dan melapangkan rejeki dan urusannya bagi siapa saja yang bersedekah dipagi hari dan semoga Allah menahan rahmat dan menyempitkan urusannya bagi yang menahan sedekahnya dipagi hari”.
Rasulullah SAW juga bersabda, “Cegahlah dirimu dari siksa api neraka dengan bersedekah walau separo biji kurma”. Sebuah kisah yang banyak mengandung ibroh/pelajaran pernah di alami oleh keluarga ahlul bait yang penuh lemuliaan yaitu keluarga Imam Ali bin Abi Thalib r.a beserta istri tercintanya Fatimah Az Zahra binti Muhammad Rasulullah. Suatu hari hari Fatimah Az Zahra r.a menginginkan buah delima. Ia lalu meminta suaminya, Imam Ali r.a untuk pergi kepasar membeli delima. Keluarga Imam Ali r.a adalah keluarga yang hidup kekurangan. Tidak banyak perabotan rumah yang mereka miliki. Rumah sederhana yang dimiliki Imam Ali adalah hasil dari cicilan yang harus ia bayar kepada seorang sahabat yang hendak mensedekahkan rumahnya tapi Imam Ali tidak mau. Imam Ali r.a lebih suka membeli dengan mencicil dari pada diberi secara gratis.
Dan pada hari itu dikantong Imam Ali r.a hanya terdapat satu dirham yang cukup membeli sebuah delima saja. Tak ingin mengecewakan anak Rasulullah SAW yang paling beliau cintai, segera Imam Ali r.a menuju pasar. Langkah kakinya mantap berjalan menyusuri gang demi gang dan tibalah jua dipasar. Berjalan dari satu sudut ke sudut lain dan memperhatikan buah delima terbaik yang akan dipersembahkan untuk istrinya. Akhirnya dapat juga delima terbaik dan uang satu dirham hanya cukup membeli satu delima.
Kini Imam Ali r.a berjalan menuju ke rumah. Tiba disudut gang terakhir menuju rumahnya ada seorang pengemis yang nampak sangat lusuh, pakaian compang camping dan jalan tertatih tatih karena sudah berhari hari tidak makan. Pengemis itu mendekati Imam Ali r.a dan menengadahkan tangan minta sesuatu. Imam Ali r.a mencoba menahan tubuh pengemis itu biar tidak jatuh dan ia bingung dengan dirinya, apa yang hendak aku berikan kepada pengemis ini. Uang tidak punya. Pakaian hanya satu satunya dan hanya ada satu buah delima ditangannya buat istri tercinta dirumah.Itu adalah barang termahal yang kini ada ditangannya. Benaknya sesaat berpikir , apa yang akan Fatimah Az Zahra katakan kalau ia tidak berhasil membawa pesanannya. Tapi hatinya kembali berkata, pengemis ini lebih membutuhkan makanan dari istriku karena ia sudah tak sanggup berjalan karena sangat menahan lapar. Maka akhirnya diberikan buah delima satu satunya kepada pengemis itu.
Imam Ali r.a sudah tidak terlalu mempedulikan apa yang nanti dikata oleh Fatimah Az Zahra dan ia pulang dengan tangan kosong. Tiba didepan pintu ia sedikit ragu untuk masuk, ia masih mencoba merangkai kata kata terbaik atas kejadian yang baru saja ia alami. Setelah mengucap salam Imam Ali r.a masuk dan ia dapati istrinya sedang mengupas buah delima. Terkejut bukan main Imam Ali r.a mendapati istrinya sedang menikmati buah delima. Belum sempat Imam Ali bertanya Fatimah Az Zahra berkata, “Wahai suamiku tadi ada seseorang lewat dan memberiku sepuluh buah delima yang segar dan nikmat ini. Karena aku sudah sangat ingin aku tidak sempat menunggumu pulang dari pasar.” Imam Ali r.a mengucap syukur alhamdulillah, ternyata janji Allah SAW pasti benar, ia telah mensedekahkan satu buah delima dan ternyata Allah telah menggantinya dengan sepuluh buah delima.
Banyak kisah teladan menghiasi keluarga ahlul bait ini. Dari pernikahan dua manusia mulia ini telah lahir manusia manusia penuh shaleh dan taqwa. Kisah mereka mewarnai kehidupan anak manusia dalam kehidupan nyata. Kisah mereka bukan dongeng atau mitos tapi hal hal yang memang pernah terjadi dan nyata. Semoga kita bisa mengambil pelajaran darinya..Amiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar