Pada suatu musim haji berangkatlah serombongan umat muslim dari Madinah untuk menunaikan ibadah haji ke Kota suci Mekkah. Rombongan itu dipimpin oleh Sahabat Nabi yang mulia Abdullah bin Umar bin Khattab r.a. Ketika rombongan sedang melanjutkan perjalanan tiba tiba Abdullah bin Umar bin Khattab atau lebih dikenal dengan sebutan Ibnu Umar r.a pergi menghilang dari rombongan kebalik semak semak pepohonan dan menunaikan buang hajat.
Tentu saja anggota rombongan merasa heran karena setiap kali melewati daerah itu Ibnu Umar selalu pergi menghilang kebalik semak semak pepohonan dan menunaikan buang hajat. Akhirnya ada anggota rombongan yang berani menanyakan sebab Ibnu Umar r.a melakukan hal itu “ Ya Ibnu Umar mengapa engkau selalu buang hajat setiap melewati daerah ini ?” maka jawab Ibnu Umar r.a “ Sesungguhnya aku pernah berjalan bersama Rasulullah melewati jalan ini dan pada saat itu ia menyingkir sesaat menuju semak semak pepohonan untuk menunaikan buang hajat, aku ingin meniru apa yang dilakukan beliau SAW karena rasa cintaku yang mendalam kepada Rasulullah SAW”. Para sahabat Ibnu Umar r.a tertegun mendengar jawaban seperti itu, mereka makin yakin dengan apa yang pernah Ummul Mukminin Aisyah r.a katakan tentang pribadi Ibnu Umar, Aisyah r.a berkata “Tidak pernah aku temui seorang sahabat Nabi SAW yang paling ingin meniru sunnah Beliau SAW dengan sangat gigih kecuali aku dapatkan pada diri Ibnu Umar r.a”
Ibnu Umar r.a seorang periwayat hadits yang banyak dan masuk dalam kalangan ulama diantara sahabat sahabat Nabi yang lain. Ia sangat mencintai sunnah dan ilmu serta menjauhkan diri dari hiruk pikuk politik. Pernah Amirul Mukminin Utsman bin Affan r.a menawari ia sebagai hakim namun ia menolaknya
Ibnu Umar selalu menghabiskan malamnya dengan ibadah, zikir dan doa karena Rasulullah SAW pernah mewasiatkan kepadanya untuk menghabiskan malamnya dengan ibadah yang hal itu akan menambah makin fakihnya dia dengan ilmu ilmu agama. Salah seorang muridnya yang paling utama adalah bekas budaknya sendiri yaitu Nafi ‘ rahimahullah. Tabi’in yang satu ini banyak menimba ilmu dari majikannya dan kelak Nafi’ rahimahullah menjadi rujukan para ulama bila bertanya tentang ilmu fikih dan tafsir. Begitulah sebagian contoh kehidupan para sahabat yang mulia, mereka mengajari ilmu bukan hanya kepada istri dan anak anaknya saja tapi malah bekas budaknya menjadi ulama terkenal berkat torehan dan asuhan dari majikan yang penuh dengan sumber ilmu.
Salah seorang sahabat Ibnu Umar r.a yaitu Abu Salamah bin Abdurrahman mengatakan: “Ibnu Umar meninggal dan keutamaannya sama seperti Umar. Umar hidup pada masa banyak orang yang sebanding dengan dia, sementara Ibnu Umar hidup di masa yang tidak ada seorang pun yang sebanding dengan dia”.
Ibnu Umar wafat pada tahun 72 Hijriah dalam usia yang panjang. Sebagian ulama tarikh menyebut usia sahabat nabi yang mulia ini sampai 84 tahun. Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar