Setelah itu pembunuh yang sadis dan buas itu menyerahkan kepala yang telah terpisah dari jasad Husain r.a yang malang itu kepada komandan pasukannya, Umar bin Sa’ad sambil berdendang dan bernyanyi yang berbunyi “ Isilah kendaraanku dengan emas dan perak, telah kubunuh raja yang dijaga, telah kubunuh orang yang terbaik, orang bangsawan ibu dan bapak”
Dalam pertempuran Karbala (102 km dari Kota Bagdad) ini telah tewas 87 orang tentara Ibnu Ziyad dan dipihak Husain tewas semua lelaki yang terjun ke arena perang dan yang tinggal hanya 5 orang yang terdiri dari wanita dan anak-anak. Mereka itu adalah Ali Zainal Abidin dan dua orang saudara perempuannya, yaitu Fatimah dan Sakinah. Mereka ini semua dibawa kepada sang durjana, yaitu Ubaidillah Ibnu Ziyad dan kemudian oleh Ibnu Ziyad mereka dikirim kepada Khalifah Yazid bin Muawiyah di Damsyik bersama kepala Husain yang telah terpotong itu, karena Yazidlah penanggung jawab utama atas peristiwa padang Karbala yang tragis dan dramatis penuh kebiadaban itu.
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 10 Muharram (Asyura) tahun 61 hijriyah, suatu hari yang disucikan oleh kaum Syi’ah hingga saat ini. Untuk menghormati kepahlawanan Husain yang mati syahid pantang menyerah itu. Kaum Syi’ah pencinta Husain dan pengikut Imam Ali bin Abi Thalib menghiasi makam Husain tanpa kepalanya di Karbala itu dengan emas dan permata permata zamrud, intan berlian dan mutiara yang sangat mahal harganya, berkilau kilau dengan indahnya, mengagumkan dan menakjubkan mata memandangnya. Hanya saja sebagaimana makam makam wali-wali yang dikeramatkan orang, terdapat bermacam-macam bid’ah yang tak dapat dipertanggungjawabkan dari segi agama, maka demikian juga halnya dengan makam cucu Rasulullah SAW, Husain bin Ali bin Abi Thalib dipadang Karbala itu.
Laki-laki dan perempuan, tua muda berdesak desak sambil menangis meratapi Husain, menyentuh dan mencium dinding makam yang indah luar biasa itu dengan memperlihatkan rasa sedih dan simpati mereka kepada Husain. Bahkan Kaum Syi’ah membawa keliling lebih dahulu jenazah sebelum dikebumikan, dithawafkan berkeliling makam Husain itu lebih dahulu untuk mendapat berkah dan syafa’at. Makam Husain r.a ini seribu kali lebih indah dan lebih mahal dari makam neneknya sendiri, Nabi kita Muhammad SAW di Madinah, yang sangat sederhana itu.
Setiap tanggal 10 Muharram kaum Syi’ah diseluruh dunia memperingati hari ini sebagai hari berkabung, bukan hari bersukaria, tetapi hari menangis dan meratap berduka cita untuk mengenangkan kembali kematian Husain yang amat tragis dan menyedihkan itu.
Dengan tersiarnya kabar kematian Husain yang sangat diluar perikemanusiaan itu, maka timbullah gejolak yang lebih dahsyat lagi dalam hati kaum syi’ah pengikut Ali dan pada diri setiap orang Islam yang tersentuh hatinya atas peristiwa yang mengharukan itu. Dimana mana di dunia Islam timbullah pemberontakan-pemberontakan yang meletus didaerah-daerah yang dialamatkan kepada pemerintahan Yazid di Damsyik sebagai orang yang diangggap paling memikul dosa dan tanggung jawab atas peristiwa Karbala yang berlumuran darah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar