Ali bin Abi Thalib adalah keponakan Rasulullah yang sangat beliau SAW cintai. Ali sudah mengikuti risalah Islam sejak usia dini.Dia termasuk dalam kelompok yang awal masuk islam disamping Khadijah Al Kubra dan Abu Bakar As Shiddiq r.a. Ali r.a tumbuh sebagai pemuda yang taat, cerdas, tangkas, kuat,cekatan,pemberani,dermawan dan semangat dalam memenuhi panggilan jihad.
Istri beliau Fatimah Az Zahra adalah anak kesayangan Rasulullah SAW.Banyak kisah yang sangat berharga yang dapat dipetik dari kehidupan rumah tangga yang mulia ini.Rumah tangga mereka adalah percontohan dari sebuah karakter rumah tangga yang islami, mendapat langsung tarbiyah dan tazkiyah dari Rasulullah SAW. Meski anak seorang Nabi tidak berarti Fatimah hidup diistimewakan.Rasulullah mengajarkan pada putrinya peran penting seorang wanita dalam rumah tangga terutama sebagai ibu. Fatimah Az Zahra mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan tangannya sendiri.Dia menggiling gandum dengan tangannya hingga mengeras, memasak roti dari gandum hingga terkadang membuat lepuh tangannya karena panas. Menyapu rumah dan bergelut dengan debu disetiap harinya.Sering pula dia mengerjakan itu semua sambil menggendong Hasan yang masih kecil.
Suatu hari persedian makanan dirumah mereka habis .Tidak ada gandum atau roti atau kurma yang dapat mereka makan, kecuali hanya air minum saja.Sementara Ali r.a sedang keluar dalam waktu yang cukup lama untuk suatu keperluan. Fatimah Az Zahra sedih karena tidak ada yang bisa ia suguhkan untuk menyambut kedatangan suaminya. Tiba Ali r.a datang dan mengucapkan salam dan menanyakan, “Wahai istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari ini ?”. Fatimah r.a menjawab, “tidak ada sesuatupun yang dapat kita makan kecuali air minum saja yang tersedia”.
Ali r.a segera keluar rumah dan menuju masjid. Kemudian wudhu dan melakukan sholat sunnat,setelah salam berdoa sejenak dan pulang ke rumah. Dan bertanya kepada Fatimah Az Zahra, “Wahai istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari ini ?”. Fatimah r.a menjawab, “tidak ada sesuatupun yang dapat kita makan kecuali air minum saja yang tersedia”.
Setelah itu Ali keluar rumah dan menuju masjid lagi. Kembali menyempurnakan wudhunya dan sholat sunnah, setelah salam berdoa sejenak dan pulang ke rumah. Dan bertanya kepada Fatimah Az Zahra, “Wahai istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari ini ?”. Fatimah r.a menjawab, “tidak ada sesuatupun yang dapat kita makan kecuali air minum saja yang tersedia”.
Mendengar jawaban itu Ali r.a kembali keluar rumah dan menuju ke masjid. Kembali ia menyempurnakan wudhunya dan sholat sunnah, setelah salam berdoa sejenak dan pulang ke rumah. Dan bertanya kepada Fatimah Az Zahra, “Wahai istriku apakah ada sesuatu yang bisa kita makan hari ini ?”. Fatimah r.a menjawab, “Sesungguhnya gilingan gandum yang telah lama tidak terpakai itu telah berputar dan menghasilkan tepung yang bisa kita buat roti,bersyukurlah wahai suamiku karena Allah telah membuka khazanahnya didepan mata kita.”
Kemudian mereka menunggu gilingan gandum itu berputar dan terus menerus menghasilkan tepung.Semakin lama semakin banyak dan tempat menyimpan tepung sudah tidak mencukupi.Maka Ali r.a membuka penutup gilingan gandum itu, sejenak kemudian gilingan gandum itu berhenti berputar.Mereka lalu membuat roti untuk selanjutnya dimakan sebagai kebutuhan sehari hari mereka.
Subhanallah, Allah SWT telah menunjukan kuasanya atas gilingan gandum milik keluarga Imam Ali r.a. Sebuah ayat menyebutkan, “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat”. Dan keluarga Imam Ali r.a telah memberi kita contoh bahwasanya Allah bisa memberi rejeki dengan asbab atau tanpa asbab, bahkan terkadang bertentangan dengan asbab.Selagi manusia masih hidup maka Allah masih menjamin rejekinya. Dan sesungguhnya Allah akan menjamin kenyang perut seorang hamba bila ia memiliki tawakkal seperti seekor burung yang pergi dipagi hari dalam keadaan lapar dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang..wallahu’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar