Kisah Perang Hunain adalah sebuah kisah peperangan yang perlu dihayati oleh semua umat Islam kerana ia memberi iktibar yang besar buat kita semua. Perang Hunain terjadi antara Umat Islam dari Kota Madinah dan Kota Makkah (yang baru masuk Islam selepas Fathul Makkah) dengan Kaum Kafir dari kawasan Thaif. Peperangan ini melibatkan tentera Islam dalam jumlah yang besar yaitu 12,000 orang yaitu 10,000 dari umat Islam Madinah dan 2,000 umat Islam Makkah. Pada waktu itu, tak pernah ada tentera sebesar itu di Tanah Arab. Tapi, kekuatan jumlah mereka inilah yang menjadi penyebab kekalahan mereka. Hal ini disebabkan karena Kaum muslimin merasa bahwa dengan jumlah yang besar menjadi jaminan akan memenangkan pertempuran.
Di pihak tentera kafir, ketika mereka mendapat berita mengenai jumlah tentera Islam yang sangat besar, mereka merasa gentar. Hal ini cukup normal karena manusia bila dalam keadaan terdesak, mereka akan mencoba memeras otak untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di tengah kekalutan itu, muncul seorang pemuda bernama Malik bin Aufan Nasri yang mengerahkan seluruh kaum keluarga dan harta benda digunakan bagi tujuan peperangan. Kenapa dia bertindak sedemikian berani? Malik berkata, “Karena Kaum lelaki ini tetap akan teguh dalam pertempuran untuk melindungi keluarga dan hartanya dan tidak akan terfikir sama sekali untuk mundur atau melarikan diri.”
Tindakan ini dibantah keras oleh seorang tua (pahlawan yang berpengalaman) yang bernama Duraid bin Sammah. Beliau berpendapat bahwa tindakan Malik ini tergopoh-gapah dan Malik tidak memikirkan akibat yang akan diterima jika mereka kalah dalam peperangan ini. Jika mereka kalah, mereka harus menyerahkan kaum wanita dan harta mereka kepada orang Islam sebagai harta rampasan perang. Selain itu, kehadiran wanita dan anak-anak di medan perang akan menyulitkan dan menghalangi gerakan tentera.
Bila kita simak peristiwa tersebut, maka kita dapati sikap pemuda yang terburu-buru dalam membuat keputusan. Hal ini disebabkan karena sang pemuda ini sebenarnya agresif dan mempunyai semangat yang membara dalam dirinya. Padahal bila pemuda-pemuda seperti ini dibentuk dan dibimbing ke jalan yang benar, maka sudah mendekati kemenangan. Sedangkan orang yang tua seharusnya memberi petunjuk dan pengajaran sebab pengalaman hidup mereka yang penting dan sangat bermanfaat. Yang terpenting tidak usah saling menyalahkan, bukankah lebih baik kita mencari titik persamaan. Dalam peperangan ini sebenarnya tidak ada pihak yang menang atau kalah mutlak. Ini adalah pelajaran bagi kita untuk selalu menyandarkan harapan dan cita-cita kita hanya kepada Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar