Sebagai akibat dari perlakuan tentara Yazid terhadap Imam Husain r.a di Padang Karbala yang penuh dramatis, maka rakyat Madinah memperlihatkan reaksinya yang hebat. Mereka mengumumkan tidak mentaati Yazid dan memecat Yazid dari jabatan Khalifahnya. Gubernur Kota Madinah mereka usir dan semua orang keturunan Bani Umayyah mereka tangkapi atau mereka usir. Pemberontakan ini meletus pada tahun 63 Hijriyah, bertepatan pula dengan tahun lahirnya seseorang yang kelak akan menjadi orang besar yang senantiasa akan disebut-sebut oleh dunia Islam sepanjang masa, yaitu Umar bin Abdul Aziz rahimahullah.
Tetapi Yazid tidak akan membiarkan pemberontakan itu dan tidak akan mentolerir setiap pemberontakan atau perlawanan yang ditujukan kepada dirinya. Ia mengirim tentaranya sebanyak dua belas ribu orang di bawah pimpinan Muslim bin Uqbah sebagai komandan tempurnya.
Tentara Yazid itu mendapat perlawanan yang sengit dari orang-orang Madinah dalam suatu pertempuran di lembah Al Harrah, suatu daerah di Madinah bagian Utara. Tetapi tentara yang tampaknya bukanlah tandingan bagi orang-orang Madinah karena persenjataan tentara Yazid jauh lebih lengkap dan kuat dibanding dengan penantangnya, maka pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Madinah dapat cepat mereka padamkan setelah mereka memperlihatkan kezaliman dan kebengisan yang luar biasa. Setelah putera-putera sahabat-sahabat Rasulullah, kaum Muhajirin dan Anshar dapat mereka taklukkan, maka komandan pasukan yaitu Muslim bin Uqbah menghibur anak buahnya dengan cara-cara yang melanggar adab dan kesopanan apalagi hukum-hukum Islam.
Selama tiga hari Kota Madinah merasakan kebiadaban dan penistaan tiada henti. Pasukan Yazid terus menerus menebas leher-leher penduduk Madinah tanpa ampun. Tiada rasa ampun apalagi belas kasihan,sungguh dosa yang akan selalu melekat di kening Bani Umayyah. Berdasarkan riwayat Imam Zuhri, telah terbunuh di tangan mereka sebanyak 7.000 kaum asyraf dan kurang lebih 10.000 rakyat lainnya.
Mereka bebas dengan leluasa merampok dan membunuh,sehingga untuk menyelamatkan dirinya,seorang sahabat Rasulullah SAW penyampai hadits yang terkenal, Abu Said Al Khudri menyingkir kesebuah gua yang terletak disebuah bukit,namun meski begitu ia juga dibuntuti dari belakang oleh pasukan Yazid.
Yang amat memilukan adalah kebiadaban tentara yang sudah bersekutu dengan iblis ini dalam memperlakukan wanita-wanita yang merupakan puteri-puteri para Sahabat Nabi SAW yang mulia, tentara barbar ini telah menghalalkan kehormatan rumah-rumah penduduk Madinah dan melanggar kesucian kaum wanitanya tanpa sedikitpun rasa malu atau ragu. Hanya orang-orang yang telah bersekutu dengan iblis bisa melakukan kekejian yang teramat keji ini. Saya tidak akan mau melihat siksa apa yang kelak Allah timpakan kepada mereka di akhirat. Imam Ibnu Katsir berkata “Diriwayatkan bahwa ada 1.000 wanita yang telah menjadi hamil tanpa perkawinan di hari-hari itu.
Tidakkah mereka ketahui bahwa Rasulullah SAW mengancam dengan siksaan yang pedih di akhirat kelak bagi yang menodai kesucian Kota Madinah. Tersebut dalam kitab Imam Bukhori dan Imam Muslim, juga dalam Musnad Imam Ahmad dan Imam An Nasai bahwa Rasulullah SAW bersabda ““Tidak seorang pun memperlakukan kota Madinah dengan kejahatan melainkan Allah pasti akan melumerkannya dalam api neraka sebagaimana lumernya timah hitam.” Dalam hadits yang lain disebutkan juga “Barangsiapa membuat takut penduduk Madinah secara zalim, niscaya Allah akan membuatnya takut, dan akan ditimpakan kepadanya laknat Allah, malaikat dan manusia semuanya, dan Allah tidak akan menerima suatu amal atau ganti daripadanya kelak di Hari Kiamat.”
Inilah dosa kaum Bani Umayyah yang tak pernah akan terhapus dalam sejarah,suatu noda yang tercoreng dengan noda hitam di kening mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar