Abu Bakar r.a pernah mengisahkan satu moment pada waktu perang Uhud, “Pada waktu peperangan Uhud aku dan Abu ‘Ubaidah al-Jarrah r.a jauh dari Rasulullah SAW. Kami segera mendekat untuk merawat, tetapi beliau menolak. Kata beliau, “Tinggalkan aku. Tolonglah kawan kalian itu,” sambil memberi isyarat ke arah Thalhah.
Keduanya bergegas mencari Thalhah. Ketika ditemukan, Thalhah dalam keadaan pingsan. Badannya berlumur darah. Tak kurang tujuh puluh sembilan luka bekas tebasan pedang, tusukan tombak, dan lemparan anak panah memenuhi tubuhnya. Pergelangan tangannya putus sebelah, dia terjatuh ke dalam sebuah lubang dan tak sadarkan diri.
Mereka mengira Thalhah telah gugur. Ternyata masih hidup. Karena itulah dia diberi gelar “Asy-Syahidul Hayy”, atau syahid yang hidup. Gelar itu diberikan Rasulullah melalui sabdanya “Siapa ingin melihat orang yang berjalan di muka bumi padahal seharusnya dia sudah mati, lihatlah Thalhah putra Ubaidillah”
Sejak itu, jika ada orang membicarakan perang Uhud di hadapan Abu Bakar, Abu Bakar selalu menyahut, “Perang pada hari itu adalah peperangan milik Thalhah sepenuhnya.”
Dan sejak peristiwa Uhud itu juga Thalhah terkenal dengan sebutan “Burung Elang Hari Uhud.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar