Ibunda Nabi Ismail a.s adalah Siti Hajar, seorang wanita berkebangsaan Mesir. Nabi Ibrahim a.s mengambil sebagai istrinya ketika Ibrahim hijrah ke Mesir. Dengan mengetahui sejarah ini maka tidak heran bila Rasulullah SAW selalu berharap bahwa penderitaan rakyat mesir yang waktu itu dijajah oleh Imperium Romawi dapat segera berakhir. Dibawah jajahan Imperium Romawi rakyat mesir menderita lahir dan batin. Mereka dibebani pajak yang tinggi. Sehingga hasil pertanian yang melimpah tidak membuat rakyat mesir sejahtera. Banyak peraturan yang tidak berpihak pada rakyat mesir sehingga mesir tidak bisa berkembang ke arah yang lebih baik. Apalagi dengan adanya kerja paksa dan perbudakan yang sewenang wenang. Sungguh kezaliman yang membuat hati Rasulullah SAW dan para sahabat menjadi pilu dan sedih.
Mesir memperoleh kebebasannya pada masa Khalifah Umar bin Khattab r.a. waktu itu Amirul Mukminin mengutus Amr bin Ash r.a membawa pasukan untuk membebaskan rakyat Mesir dari penjajahan bangsa Romawi. Bagi para sahabat tanah Mesir adalah daerah yang istimewa karena Rasulullah SAW pernah berwasiat kepada para sahabatnya “Sepeninggalku nanti, Mesir, menjadi kewajiban kalian untuk membebaskannya, maka perlakukanlah penduduknya dengan baik, karena mereka masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan kita” HR. Muslim. Amr bin Ash r.a adalah Sang Pembebas Mesir. Islam masuk ke Mesir bukan untuk menjajah atau menzalimi rakyatnya tapi untuk menghantar mereka kepada cahaya hidayah islam, melepaskan mereka dari perbudakan bangsa asing dan dapat hidup kembali terhormat membangun tanah airnya sendiri. Islam kembali menegakkan aturan aturan hidup bermasyarakat yang bermoral dan berbudaya penuh dengan keadilan dan menempatkan Al Quran dan As Sunnah sebagai jalan petunjuk menuju keselamatan.
Amr bin Ash r.a dan pasukannya hanya ingin mengusir penjajah Romawi dan tidak melakukan tindakan sewenang wenang kepada rakyat Mesir. Oleh sebab itulah kita dapati Amr bin Ash berbicara kepada pemuka-pemuka golongan Nasrani, katanya: “Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad SAW membawa kebenaran dan menyampaikan kebenaran itu .Dan sesungguhnya Beliau SAW telah menunaikan tugas risalahnya kemudian berpulang setelah meninggalkan kami di jalan lurus terang benderang. Di antara perintah-perintah yang disampaikannya kepada kami ialah memberikan kemudahan bagi manusia. Maka kami menyeru kalian kepada Islam. Barang siapa yang memenuhi seruan kami, maka ia termasuk golongan kami, memperoleh hak seperti hak-hak kami dan memikul kewajiban seperti kewajiban-kewajiban kami dan barang siapa yang tidak memenuhi seruan kami itu, kami tawarkan membayar pajak, dan kami berikan padanya keamanan serta perlindungan. Dan sesungguhnya Nabi SAW telah memberitakan bahwa Mesir akan menjadi tanggung jawab kami untuk membebaskannya dari penjajah, dan diwasiatkannya kepada kami agar berlaku baik terhadap penduduknya,”
Amr bin Ash meneruskan pidatonya “Maka jika kalian memenuhi seruan kami ini, hubungan kita semakin kuat dan bertambah erat”
Sebagai jawaban atas pidato dari pemimpin pasukan islam tersebut maka pemuka pemuka Nashrani bangsa Mesir menjawab “Sesungguhnya hubungan silaturrahmi yang diwasiatkan Nabimu itu adalah suatu pendekatan dengan pandangan jauh, yang tak mungkin disuruh hubungkan kecuali oleh Nabi SAW”
Maka terciptalah hubungan yang harmonis antara kaum islam yang baru berkuasa di mesir dengan penduduknya yang memeluk Kristen Koptik. Perlahan lahan banyak penduduk yang kemudian memeluk Islam dan makin lama Islam makin berkembang pesat hingga saat ini ditanah mesir. Apalagi saat ini mesir merupakan salah satu tempat menimba ilmu tujuan utama bagi para sarjana sarjana islam diabad modern. Keberkahan tanah Mesir moga akan selalu menorehkan tinta emas bagi para penimba ilmu di bumi para Anbiya a.s tersebut..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar