Bila disebut nama Abu Bakar As Shiddiq r.a maka kita akan teringat tentang sejarah emas yang telah ia tulis dalam membantu dakwah Rasulullah SAW. Dia adalah laki laki dewasa yang pertama kali beriman, lelaki yang paling Nabi cintai, mertua kesayangan Nabi, juga sebagai Khalifah pertama sepeninggal Rasulullah SAW.
Beliau seorang saudagar yang sukses dan kaya raya. Hasil dari perniagaannya itu ia infakkan dijalan Allah seperti membeli perbekalan untuk pasukan jihad,membebaskan budak dan menginfakkan tanah untuk baitul mal. Abu Bakar As Shiddiq lah orang yang menemani Rasulullah SAW sewaktu berhijrah ke Madinah. Perjalanan yang berat dan penuh resiko ini ditempuh dengan ikhlas oleh Abu Bakar. Saat yang paling genting adalah saat mereka menghadapi kejaran musuh kafir Quraisy dan bersembunyi di sebuah gua yang kecil dan sempit. Hampir saja saat itu mereka berdua ketahuan kalau bukan karena mendapat pertolongan dari Allah. Musuh yang hampir masuk kedalam gua itu dibuat sanksi oleh adanya sarang laba laba dimulut gua sehingga berpikir tidak mungkin ada orang yang masuk kedalam gua karena harus merusak sarang laba laba tersebut untuk masuk kedalamnya lagi pula disana ada burung yang sedang bertelur ditemani anak anaknya, maka sudah pastilah burung itu akan terbang menjauh bila ada orang asing yang masuk kedalam gua. Toh meski demikian bukan berarti Abu Bakar merasa sudah aman. Sesungguhnya yang paling ia khawatirkan adalah keselamatan Rasulullah SAW. Begitu tinggi rasa takut yang dialami Abu Bakar hingga bergetar tubuhnya. Maka Rasulullah menenangkan hatinya dengan ucapan “Sesungguhnya Allah bersama kita”. Ya, memang benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah SAW bahwa Allah senantiasa bersama para hambanya yang ikut berjuang dalam membela risalah Islam.
Hal ini tentu berbeda dengan jawaban yang pernah diberikan oleh Nabi Musa a.s ketika bersama pengikutnya dari Bani Israil sedang berada dalam puncak ketakutan karena dikejar oleh Fir’aun laknatullah dan bala tentaranya. Saat itu kaum bani isra’il bertanya apa yang akan terjadi dengan mereka, apa mereka akan selamat dari kejaran Fir’aun. Maka Nabi Musa a.s menjawab” Sesungguhnya Allah bersamaku”. Karena memang selain umat Nabi Muhammad SAW mereka tidak dikenakan kewajiban berdakwah menyampaikan risalah kenabian. Sebelum Nabi Muhammad SAW diutus sebagai Rasulullah bila ada orang yang akan menyebarkan risalah agama tauhid maka ia hendaknya menjadi seorang Nabi terlebih dahulu. Seperti Nabi Musa a.s saat hendak menemui Fir’aun maka ia meminta saudaranya Harun agar bisa diikutsertakan dalam perjalanan dakwahnya. Karena Harun memiliki lidah yang lebih fasih dalam berbicara, sedangkan Musa a.s kurang fasih dalam berbicara disebabkan sewaktu kecil pernah memakan bara api. Maka Allah memenuhi permintaan Nabi Musa a.s dan mengangkat Harun sebagai salah satu NabiNya
Seharusnya umat islam memiliki ghirah yang tinggi karena setiap muslim diberi kemuliaan sebagai penerus risalah Islam untuk disampaikan kepada semua umat manusia. Sesungguhnya Allah akan menolong hambanya selagi hamba tersebut menolong agamaNya. Inilah hal yang dilakukan oleh Abu Bakar As Shiddiq r.a dan juga para sahabat yang lain dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Mereka adalah kaum yang paling gigih dalam membela Nabinya. Mereka adalah kaum yang paling mencintai Nabinya. Kecintaan para sahabat kepada Nabinya melebihi kecintaan mereka kepada suami, istri,anak atau harta benda yang mereka usahakan. Pernah sehabis pasca peperangan Uhud seorang wanita mendapat berita duka tentang syahidnya suami ,anak dan saudara lelakinya. Tapi yang ia tanyakan adalah keadaan Rasulullah SAW, dan saat diberitakan kepadanya bahwa Rasulullah SAW selamat maka ia berkata “Sungguh semua duka yang aku rasakan terasa ringan saat mengetahui Rasulullah dalam keadaan selamat”.
Sekarang bagaimanakah keadaanya dengan kita saat ini. Apakah kita akan merasa sedih saat agama ini telah dijadikan second activity dalam kehidupan sehari hari dan umat lebih mengutamakan gemerlap dunia dengan segala rayuannya..??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar