Sebelum membahas tentang tragedi Perang Jamal, alangkah baiknya kita mengetahui apa yang dikatakan Rasulullah SAW jauh hari ketika beliau masih hidup tentang akan terjadinya tragedi itu, dan para ulama telah banyak menjelaskan tentang hal itu.
Diantaranya sabda Rasulullah “Tidaklah terjadi kiamat itu sampai berperangnya dua kelompok besar dan dakwaan (seruan) mereka satu.” (HR Bukhori dan Muslim)
Itulah salah satu tanda kecil kiamat kubro yang diprediksikan Rasulullah SAW bahwa akan terjadi peperangan antara 2 kelompok muslim. dan itu terjadi pada perang jamal dan perang siffin.
- Terjadinya Perang Jamal.
Ketika Amirul mukminin Utsman bin Affan r.a terbunuh, keesokan harinya, orang-orang mendatangi Ali bin Abi Tholib r.a untuk membaiatnya menjadi khalifah, akan tetapi Ali menolaknya. Ali berkata “sampai berkumpulnya manusia”, kemudian berkumpullah orang-orang, diantaranya ada Thalhah dan Az-Zubair, mereka membaiat Ali sebagai kholifah.
Diriwayatkan bahwa Thalhah dan Az-Zubair meminta izin dari Ali untuk pergi umrah, dan ketika itu juga istri-istri Rasulullah SAW baru menjalankan umrah dan kemudian tinggal dimekkah karena terjadinya fitnah sampai terbunuhnya Utsman r.a, kemudian Thalhah dan Az-Zubair menemui ‘Aisyah untuk dimintai pendapat mengenai hak atas darah Utsman. maka ‘Aisyah setuju untuk menuntut hak pembalasan bagi para pembunuh Utsman.
Kemudian datang Ya’la bin Umayyah dari Yaman ke mekkah, dia adalah orang yang diangkat Utsman sebagai wakilnya di Yaman. dan mereka sepakat untuk pergi ke Basrah guna menuntut pembalasan atas para pembunuh Utsman. ‘Aisyah, Thalhah, Az-Zubair dan Ya’la dan 1000 pengendara kuda yang lain pergi ke Basrah, dan menyusul mereka 2000 orang lagi. ‘Aisyah menaiki onta yang diberi nama Askar yang dibuatkan diatasnya seperti rumah-rumahan.
Suatu ketika mereka berhenti disalah satu sumber air milik Bani ‘Amir. kemudian ‘Aisyah mendengar lolongan suara anjing. ‘Aisyah bertanya kepada salah seorang dari mereka “telah sampai manakah kita?” maka dijawabnya “kita telah sampai di Jauab”,setelah mendengarnya ‘Aisyah berkata “lebih baik kita kembali” orang-orang berkata “bagaimana anda kembali sedangkan menyetujui untuk pergi ke Basrah dan semua orang berharap agar anda dapat menyelesaikan masalah yang terjadi diantara kita”
‘Aisyah tetap bersikeras meminta semuanya untuk kembali. Ditanya kenapa ingin kembali? ‘Aisyah menjawab “Rasulullah SAW pernah menyampaikan kepada para istrinya bahwa salah satu dari kita akan pergi dan menjadi peserta dalam perang jamal. Dan sebagai tandanya adalah lolongan suara anjing disumur “jauab” yang akan terbunuh dikanan dan kirinya banyak orang.
Diriwayatkan bahwa Ali telah pergi bersama 900 penunggang kuda lainnya. Ali ingin meminta pertanggung jawaban Thalhah dan Az-Zubair karena mereka telah membaiatnya akan tetapi sekarang malah pergi tanpa persetujuan darinya.
Diriwayatkan sebelum dimulainya peperangan, Ali menemui Az-Zubair dan berkata “Aku bersumpah kepada Allah, apakah kamu tidak ingat ketika Rasulullah SAW berkata kepadamu bahwa suatu ketika kamu akan memerangi Ali sedangkan kamu dalam posisi yang salah (dholim)”. Az-Zubair berkata “aku lupa sejak dikatakan seperti itu, maka aku sekarang tidak akan memerangimu”. Az-Zubair kemudian pergi dan tidak ikut dalam peperangan.
Abu Bakrah pernah ditanya “kenapa anda tidak ikut pergi ketika orang pada pergi?” Beliau berkata “aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda “akan keluar sekelompok kaum yang akan binasa yang pemimpinnya adalah perempuan disurga.”
Hudzifah bin Al-Yamani berkata “Bagaimana bisa kalian suatu ketika akan membiarkan orang-orang diantara kalian akan saling membunuh dalam dua kelompok?” orang-orang bertanya “Wahai Abu Abdillah, apa saran anda jika kami ada ketika itu? ” Hudzifah berkata “lihatlah kepada kelompok orang yang membela Ali, karena sesungguhnya mereka diatas kebenaran”
Perang jamal terjadi sebagai akibat dari perbedaan pendapat orang-orang pada masa itu tentang penuntutan balas atas terbunuhnya Utsman dan pendapat Ali yang lebih mendahulukan untuk menata kembali negara yang telah berpecah setelah terjadinya fitnah.
Para Ulama sepakat bahwa Ali berada pada posisi yang benar dan telah banyak riwayat yang meriwayatkan bahwa Aisyah dan para sahabat lainnya yang menentang Ali telah bertaubat setelah itu. Dan para ulama melarang kita untuk menyalahkan salah satu dari mereka karena mereka adalah para sahabat Nabi SAW dan mereka telah bertaubat. Dan karena sulitnya keadaan waktu itu, karena fitnah sedang menyebar diantara mereka.
# Rujukan Fath Al-Bari fi Shohih Al-Bukhori, karya Ibnu Hajar Al-Asqolani.
Al-Bidayah Wa An-Nihayah, karya Ibnu Katsir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar